Jantungnya Sebuah Keluarga Bernama Ibu

8 komentar
Ibu

Bismillaahirrohmaanirrohim

Halo sobats,,, saat menulis artikel ini saya barusaja balik dari rumah sakit untuk menjaga ibu mertua yang kini tengah dirawah di kamar ICU. Karena jarak rumah sakit dan tempat tinggal lumayan dekat, jadi kami biasa bolak balik satu hari dua kali hingga 3 kali dalam sehari. Entah untuk mandi, mencuci, bersih-bersih rumah, dan lainnya.

Setiap kali kami pulang ke rumah, seperti ada rasa sunyi yang datang. Seakan-akan tempat hunian ini tidak lagi hidup. Hal apa yang membuat rumah jadi lebih sunyi dari biasanya. Dan baru sadar kalau ini karena ibu mertua masih berada di rumah sakit. 

Jum’at, 23 Juni 2023 adalah hari di mana ibu harus drop dan langsung dibawa ke IGD. Kemudian dilakukan CT Scan, hingga malam harinya harus tindak operasi. Seperti mimpi, rentetan kejadian tersebut hanya dalam sehari. Seperti mimpi juga, biasanya kita sibuk dengan aktivitas masing-masing ketika di rumah. Kini semua anggota keluarga berkumpul, resah, cemas, sedih, dan perasaan berkecamuk menanti kabar ibu sadar kembali.

Alhamdulillah proses operasi berjalan dengan lancar. Setidaknya langkah kami untuk ibu bisa mendapatkan perawatan lebih bisa membuat ibu bisa kembali bangkit. Sekalipun kata petugas kesehatan kecil kemungkinannya. Meski demikian, kami semua tetap optimis. Ibu sehat, ibu kuat, ibu kembali beraktivitas lagi. Sekalipun mungkin tidak seperti semula. 

Karena menjaga sekaligus menunggu perkembangan ibu setiap waktunya, kami sekeluarga pun juga turut menanti di luar ICU. Saya, suami, bapak mertua, dan adik ipar. Beberapa saudara juga berdatangan bercengkrama dengan kami. Pun ada bibi yang kemarin malam ikut menginap di rumah sakit, menunggu kabar baik dari ibu.

Pagi tadi sekitar jam 08.00-09.00 kami diperkenankan melihat dan menjenguk ibu di ruang ICU, satu persatu masuk bergantian. Pun setelah jam berakhir kami kembali ke tempat semula menunggu, yaitu di plataran jalanan di sekitar ruang ICU tersebut.

Sesekali kami pulang, untuk melakukan aktivitas yang perlu dilakukan. Dan kami semua yang bergantian balik rumah, pasti merasa ada sepi sunyi. Apalagi saat di dapur dan sekitarnya. Apa yang membuat beda?

Saat kami semua di rumah, pun ibu dalam keadaan sehat. Bapak dan ibu dengan aktvitasnya. Bapak yang menemani ibu menonton televisi. Adik yang di kamar sembari menonton kartun atau mengerjakan tugas akhir pendidikannya. Sedangkan saya dan suami di kamar juga punya agenda sendiri. Entah saya dengan kerjaan. Suami dengan mainannya atau sesekali gawai untuk menghilangkan penat sepulang sekolah.

Begitu ibu dirawat di rumah sakit, aktivitas sangat sepi. Televisi yang biasanya diputar dengan volume keras. Biasa berlalu lalang kami ke belakang untuk ke kamar mandi, atau ambil cemilan di kulkas. Tidak lagi demikian. Kami jadi merasa, aktivitas kembali sunyi ketika ibu tidak lagi di rumah.

Saat ibu di rumah sekalipun tanpa interaksi dan sibuk masing-masing, kami merasa tetap ada. Karena bersama semua. Sekalipun tidak satu ruangan. Namun ketika ibu jatuh sakit. Rumah jadi lebih sunyi, sangat sunyi lagi.

Dan dari situlah kami merasa. Benar!!! Ibu adalah jantung keluarga kami. Ibu adalah organ vital dalam keluarga. Banyak hal yang belum kami lakukan bersama-sama dengan ibu. Berharap ibu segera sadar dan kembali bersama kami. 

Semoga dengan tulisan ini, membuat teman-teman untuk bisa memanfaatkan waktu bersama keluarga khususnya ibu, bagi yang masih diberikan umur panjang ya. Manfaatkan benar-benar. Jangan sampai menyesal mengapa saat sebelum ibu sakit tidak ada interaksi lebih intens.

Doakan juga, semoga ibu bisa lekas sehat ya teman-teman. Kami rindu ibu bersama kembali, harapannya bisa kembali sehat seperti sedia kala. Entah kecil kemungkinannya. Bagaimana pun juga, akan kami rawat ibu dengan sepenuh hati. 

Jika teman-teman merasa hal yang sama bahwa keberadaan ibu sangatlah berarti. Atau mungkin pernah ada di posisi yang sama. Boleh banget titip jejaknya di kolom yang telah disediakan ya. 

Terima kasih telah membaca dan berkunjung ke artikel ini. Sampai jumpa pada tulisan berikutnya. 

Tabik 💖

Mbak Ruroh 


Related Posts

8 komentar

  1. Betul..manfaatkn waktu saat kita bsa bersamai ibu. Huuf.. jd kngen ibu 😭🫂🫂

    BalasHapus
  2. Semoga yang terbaik, ya Mbak untuk Ibunya, lekas sehat dan bisa berkumpul bersama. Postingan ini seperti reminder pribadi buat saya tentang keberadaan Ibu. Benar, beliau jantung hidup kita.

    BalasHapus
  3. Mbak Ruroh, I feel you..aku pernah juga menemani ibu kandungku masuk ICU. Terasa betul ketika Ibu sakit, kemarin baru saja Ayahku masuk RS karena stroke. Subhanallah ujian memang..semoga keluarga Mbak Ruroh juga diberi ketabahan dan kekuatan merawat Ibu Mertua yaa

    BalasHapus
  4. I feel You mba. Kehadiran ibu memang sangat berpengaruh dalam hidup kita. Dan makin terasa saat beliau sakit, rasa sepi pasti melanda. Semoga ibu lekas membaik ya mba, dan bisa bersama-sama lagi bersama anggota keluarga lainnya. Amin

    BalasHapus
  5. I am in. Nggak ada keceriaan ibu tuh bener-bener kerasa sunyi dan sepi. Pernah pas ibu sakit juga, keadaan rumah tuh kayak hening nggak berpenghuni gitu. Dan saya juga ngerasain, walau nggak ngobrol yang deep banget, tapi bisa lihat wajah ibu, dan melihatnya baik-baik saja itu sangat menyenangkan dan menenangkan.

    BalasHapus
  6. Semoga ibu segera sehat dengan paripurna ya mbak. Aku jadi galsback tahun 2022 lalu. Pertama kalinya ibuku dinyatakan sakit struk mbak. Bener2 seperti di palu. Bener aktiviyas rumah sepi. Bahkan sekembali ibuku dr RS kondisinya dah berbeda. Saling mendoakan semoga ibu2 kita diberi kesahatan dan umur panjang yang berkah y mbak

    BalasHapus
  7. Ada rasa hampa ketika Ibu tidak seperti biasa yaa..Ma.
    Turut berduka cita, Ma.
    Semoga Allaah lapangkan kubur Ibunda tercinta.
    Allaahummaghfirlaha warhamha wa'afihi wa'fuanha.

    BalasHapus
  8. setuju banget dalam sebuah keluarga itu ibu memang menjadi jantungnya karena memang kayaknya semua-mua bergantung sama ibu yaa. semoga kita yang masih memiliki ibu ini diberikan kesempatan untuk membahagiakan mereka di dunia ya

    BalasHapus

Posting Komentar