Dari Dua akan Jadi Dua atau Justru Satu

4 komentar

 

Dari dua akan jadi dua atau justru satu


Bismillaahirrohmaanirrohim

Halo sobats, Minggu malam Senin ini saya ingin sedikit sharing ini tentang pemikiran yang tiba-tiba terbersit begitu saja. Tentang makna orangtua yang istilah yang biasa orang-orang sebutkan bahwasanya sebuah pernikahan bermula dari sepasang suami istri. Yang nantinya bisa jadi akan kembali dengan tetap jadi dua, atau justru hanya satu? Kira-kira paham nggak dari sini? 


Jadi, saat itu ada salahsatu orang yang mengatakan “dari dua, akan kembali dua”. Yang artinya ketika menikah adalah proses bersatunya seorang laki-laki dan perempuan, lalu membina sebuah keluarga, yang akhirnya hadir seorang anak. Namun ketika beranjak dewasa, anak sibuk dengan dunianya sendiri, sedangkan orangtua bisa saja akan tinggal sendiri berdua.


Sehingga disebut istilah dari dua akan kembali kedua

Namun, setelah kejadian yang menimpa keluarga kami beberapa Minggu yang lalu, saya kembali meragukan pernyataan orang tersebut. Bahkan lupa jika saya juga memiliki orangtua tunggal. Lalu apa yang membuat saya kurang setuju dengan pernyataan tersebut?


“Dari dua akan jadi dua lagi” ~ atau hanya tersisa satu?


Hal ini karena kejadian yang menimpa keluarga kami dengan berpulangnya ibu mertua. Kemudian saya mengingat lagi salahsatu pernyataan tersebut. Bahkan kondisi seperti ini erat sekali di masyarakat. Mungkin hanya menarik kesimpulan saja, jika dari dua akan kembali dua. Atau justru jadi satu saja.


Sebab dua kondisi tersebut juga banyak contohnya. Jadi nggak bisa disama ratakan. Kita tidak dapat membaca masa depan, namun adakalanya harapan tetaplah harapan supaya kita, kami, anggota keluarga bisa tetap jadi dua.


Nggak ada masalah jika akhirnya akan jadi dua atau satu. Tapi yang pasti, anak-anak tidak lupa untuk kembali pulang pada rumahnya. Rumah yang membesarkannya, bahkan yang pernah merawatnya hingga bisa berada di titik ini. Sebenci apapun keadaan yang pernah dilalui, tidakkah orangtua memiliki kebaikan yang kadang justru telat disadari oleh anak-anaknya. 


Sepertinya cukup sekian bahan diskusi untuk menyambut hari Senin di Minggu Ketiga bulan Juli ini, sobats. kalau menurut pendapatmu bagaimana, atau pernah dengar hal yang sama juga? Boleh banget berbagi di kolom komentar yang telah disediakan ya.


Terima kasih telah membaca dan berkunjung ke postingan ini. Sampai jumpa pada postingan berikutnya. 

~ tabik

Mbak Ruroh Myid


Related Posts

4 komentar

  1. Sejauh yang saya pahami, karena semakin anak dewasa dan punya kehidupan serta tanggungjawab sendiri, pada akhirnya yang menemani suami ya istrinya, menemani istri ya suaminya. Tapi ya dengan berbagai keadaan, mungkin tidak semua bisa berdua hingga maut memisahkan.

    But, saya sepakat, yang paling penting anak-anak tidak lupa rumah. Semakin si anak bertambah dewasa, ia akan mengerti dengan kehidupan yang pernah dijalaninya di masa lalu, dan akan lebih legowo menerima apapun itu.

    BalasHapus
  2. Entah itu menjadi dua kembali atau justru menjadi satu saja, yang paling penting kita bisa menjalani takdir hidup dengan sebaik-baiknya. Semoga semua pengalaman hidup pernikahan itu bisa memberi kenangan yang baik dan bermanfaat bagi semua pihak yang menjalaninyam

    BalasHapus
  3. Menurut Saya semua berproses. Memang benar dari satu menjadi dua dan akhirnya menjadi satu. Tapi sebenarnya dari satu menjadi satu lagi. Karena pas kita lahir sendirian dan ketika meninggal juga sendirian. Walaupun dalam proses hidup menjadi 2, 3 dst

    BalasHapus
  4. memang kalau kondisinya normal begitu kita menua pastinya hanya ada pasangan yang menemani kita yaa. tapi memang tidak semua kondisinya begitu ada juga yang ditinggal pasangannya duluan dan sebagai orang tua tentunya kita akan sangat bersyukur jika anak-anak juga selalu ada untuk menemani hari tua kita

    BalasHapus

Posting Komentar