Bismillaahirrohmaanirrohim
Halo sobats, selamat malam. Sebenarnya aku ingin menuliskan postingan terkait #BPNRamadan2022 ini sesuai time line yang dipaparkan di situs Blogger Perempuan. Namun, karena satu dan lain hal, akhirnya aku mengurungkan niat untuk unggah postingan ini, hingga sampailah pada hari ini (16/4/22) artikel tayang. Ya, sekalipun aku sudah mengaturnya untuk tayang di tanggal 1 April 2022.
Pada dasarnya emang seniat itu sih untuk berusaha menyelesaikan tantangan artikel khusus bulan ramadan ini. Terlebih lagi blog mbakruroh.my.id jarang posting artikel terbaru. Sehingga, yang awalnya berniat untuk diunggah di blog utama rurohma.com, pada akhirnya akan terpampang cerita sesuai tema yang diberikan di blog anakan satu ini. Nggak papa lah ya. Hitung-hitung nambah artikel organik. Hehehe
FYI, untuk tema pertama di tanggal 1 April 2022 adalah ”Puasa Hari Pertama”. Pada tema ini aku teringat akan pengalaman pertama puasa bareng suami setelah menikah tentunya ya. Kalau diplayback nih, samar-samar masih banyak drama juga sih saat itu. Karenanya, aku ingin berbagi secuil kisah tersebut di postingan ini. Simak terus ya...
Puasa Hari Pertama bersama Keluarga Suami dan Drama Rindu Emak
Ketika ini di awal tahun 2020 sebelum pandemi melanda, karena aku menikah di akhir tahun 2019. Aku pikir setelah menikah nanti kami berdua bisa saling memahami karena sudah saling mengenal karena masa pacaran yang bisa dikatakan nggak sebentar, walaupun menjalani LDR meskipun masih dalam satu kota.
Tapi nyatanya, begitu menjalani pernikahan. Kami harus banyak beradaptasi dengan keadaan pun dengan sikap kami masing-masing. Maklum banget, setahun bisa dihitung dengan jari ketemunya. Dia kuliah, dan aku kerja. Jadi, hanya berbekal ekspektasi namun tidak semuanya sesuai realita lah ya. Kupikir bisa baik-baik saja ketika jauh dari ibu, nyatanya berat banget.
Puasa pertama kali setelah resmi menjadi suami istri yang kerap kali membuatku sedih ketika teringat akan emak di rumah. Sahur dan buka puasa sendiri. Padahal sebelumnya kita selalu berdua. Karena itu aku kerap kali menangis jika harus mengingat bagaimana emak di sana. Ya walaupun rumah kakak nggak jauh dari emak, tapi saat buka puasa maupun sahur tentu emak melaluinya dengan sendirian.
FYI, ketika menulis ini, aku sambil berkaca-kaca sih, seperti dibawa kembali ke momen itu.
Ya memang sudah jadi keputusan kami berdua, aku dan suami. Setelah menikah nanti, aku akan ikut beliau, jadi mau nggak mau aku harus berusaha rela dan ikhlas. Itu keputusan yang kita buat, dan yang pasti akan keberatan di sisi emak. Namun saat itu Emak berusaha ikhlas dengan keputusan kami. Sekalipun di awal-awal cukup berat banget.
Hal ini lah yang membuatku kadang kala sedikit beradu argumen dengan suami, heheheh. Kalau ingat, ya ampun.. tapi masa-masa itu sudah berhasil kami lalui, walaupun tidak semudah menjalaninya.
Alhamdulillah juga, keluarga suami menyambutku dengan baik. Aku yang nggak bisa berbahasa Madura, selalu diajak ngobrol bahasa Jawa sebisa mereka, khususnya ibu mertua.
Meski begitu, karena selama 23 tahun menikmati ramadan di rumah sendiri, lalu melalui ramadan pertama di tahun 2020 dengan status beda, dan vibes beda tentu akan banyak cerita yang melatarbelakanginya. Terlebih kebiasaan dari keluargaku dan keluarga suami saat puasa memiliki perbedaan. Hal tersebutlah yang membuatku merasa puasa pertama setelah menikah itu sangatlah berkesan.
Dan alhamdulillah, setelah 2 tahun berlalu. Akhirnya adaptasi yang sudah aku jalani sebelumnya bisa membawaku hingga sekarang ini. Sekarang kalau kangen emak, bisa langsung video call melalui gawai kakak. Tanya banyak hal, ada cerita apa aja. Kalau ada ponakan yang balik pondok, minta mereka untuk menemani Emak di rumah, selama ramadan. Nanti aku akan kasih reward begitu hari raya tiba.
Tapi, selama ramadan bukan berarti nggak pernah balik ke rumah, ya. Akhir pekan selalu kami sempatkan untuk menginap atau mengunjungi emak. Karena perjalanan dari rumah suami ke desaku, memakan waktu sekitar 1 jam dengan mengendarai sepeda motor.
Ternyata, segala sesuatu hal jika kita sudah ikhlas dan menerima dengan lapang dada, akan selalu ada jalan terbuka, ya. Begitulah yang aku rasakan dari pengalaman pertama puasa bersama suami di tahun 2020 lalu.
Nah, kalau kamu. Apa sih pengalaman puasa hari pertama di bulan ramadan yang berkesan? Boleh dong sharing di kolom komentar, ya. Feel free to drop your comments ya...
~tabik
Mbak Ruroh
Posting Komentar
Posting Komentar