Mengelola Uang Saku Sekolah

Posting Komentar
Menghemat Uang Saku Sekolah


Halo sobats

Tetiba malam ini jadi keingat masa-masa di mana masih duduk di bangku sekolah. Jika di saat sekolah dasar aku jadi bisa mengelola uangku untuk tidak digunakan jajan berlebihan dikarenakan lingkup pertemananku ada yang berlaku demikian. Akhirnya aku pun juga ikut kebiasaan baik temanku tersebut. Lalu, ketika di jenjang berikutnya bagaimana? Simak terus cerita flashback aku ini, ya.


Jadi, saat masih SD aku punya teman yang memang memberi kesan positif vibes begitu. Sekalipun dia dari keluarga berada tapi tetap bisa menghemat uangnya. Karena itulah aku mulai tertular kebiasaan temanku dikarenakan kita satu perkumpulan.


Apabila aku mendapat uang saki Rp. 1.000,- maka separuhnya aku gunakan untuk jajan. Yang mana saat itu harga ciki-ciki masih murah ya di tahun 2000-an. Sehingga separuhnya lagi bisa aku sisihkan. Atau kalau ingin jajan lagi, aku gunakan saat akan pulang.


Meski begitu, aku dan kawanku kerap kali membawa bekal yang fungsinya untuk menghemat jatah jajan di jam istirahat. Jadi yang biasanya setelah jam pertama berakhir teman-teman keluar kelas untuk jajan, tapi aku dan temanku membuka kotak bekal untuk menyantap makanan di jam istirahat tersebut. Alhamdulillahnya bisa bertahan hingga jam terakhir sih. 


Nah, kalau di istirahat kedua ingin jajan, biasanya kami gunakan uang saku kami untuk jajan. Walau demikian, tak jarang kami tidak membawa bekal, dan uang saku tidak disisihkan kok. Hehee


Kebiasaan Membawa Bekal dan Menghemat Uang


Di jenjang berikutnya, baik saat Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menangah Atas, aku juga tidak luput dari kegiatan membawa bekal saat ke sekolah. Apalagi aku mengikuti program full day school. Sehingga dari pagi sampai sore, kalau nggak bisa mengatur uang saku bisa boncos. Terus saat itu juga belum bawa gawai, dan jauh dari tempat tinggal juga. Kalau kehabisan uang siapa yang mau diminta keuangannya kecuali teman dekat, kan?


Nah, karena rute perjalanan dari rumah ke sekolahku saat SMP dan SMA itu jauh. Di awal-awal aku sudah diwanti-wanti oleh Emak untuk bisa lebih banyak puasa. Mencontoh kebiasaan baik yang dulu kakak lakiku lakukan saat sekolah dulu. Karena aku sekolah di tempat yang sama saat kakak duduk di bangku SMA.


Karena itulah, setiap fullday aku hampir selalu membawa bekal. Entah menu sederhana seperti tahu, sambal kecap, dan nasi saja. Tetap bawa bekal. Kecuali saat punya uang lebih, biasanya aku membeli di kantin. Namun dengan uang saku Rp. 2.000 hingga 5.000 yang tidak menentu membuat aku perlu pintar-pintar mengelola uangnya.


Aku masih ingat, saat aku lupa bawa uang saku namun bawa bekal. Di jam istirahat aku makan makanan yang kubawa dari rumah. Alhamdulillahnya juga bawa air. Sehingga aku bisa mengisi perutku selama seharian sekolah tersebut. Beruntung bisa lulus hingga jam pulang tiba.


Mengelola uang saku sekolah


Dengan sedikit berhemat saat masih di SMP dan SMA, hal ini sangat membawa manfaat buatku apabila terjadi hal-hal tak terduga selama perjalanan ke sekolah atau balik sekolah. Seperti misal sepeda bocor, otomatis perlu bayar tambal ban, kan? Kalau uang masih ada, aku tidak perlu meminjam ke teman terdekatku. Kalau sudah tinggal menipis, otomatis cari pinjaman dulu, esok baru diganti.


Alhamdulillahnya, walau dipenuhi lika liku drama dan sebagainya saat sekolah dulu. Nasihat Emak untuk banyak puasa atau menahan segala sesuatu ketika menempuh pendidikan berbuah hasil juga. 


Nah, sobats. Kalau kamu dulu saat sekolah suka bawa bekal juga nggak? Biasanya uang saku kamu habis saat pulang sekolah, utuh, atau masih ada sisa ini? Boleh banget share di kolom yang telah disediakan ya.


Terima kasih telah membaca dan berkunjung di artikel ini. Sampai jumpa pada postingan berikutnya. 


Blessed

Mbak Ruroh


Related Posts

Posting Komentar